Negosiasi
Hai, maukah kau menjadi temanku, teman yang setia berada disampingku, teman yang selalu ada disetiap kurang maupun lebihku, teman yang mencintai perbedaan dalam diriku, teman yang takkan pernah meninggalkanku, teman hidupku. Aku tanya sekali lagi, maukah kau berjanji padaku, untuk tak pernah meninggalkan aku ?
Aku adalah seorang yang mempunyai banyak kelebihan. Kelebihanku ? Ya banyak sekali, aku adalah seorang yang memiliki banyak cerita menarik, aku takkan pernah kehabisan ide untuk bercerita denganmu. Kita takkan pernah berdiam diri membingungkan apa yang harus kita lakukan hari ini, hariku pernuh kecerian ketika aku bersamamu. Banyak orang-orang disekitarku mengatakan bahwa aku adalah manusia yang tak punya masalah. Hariku penuh dengan keceriaan dan canda tawa, kau tak akan mendengarkan keluh-kesahku, kau tak akan pernah mendengar sakit maupun sedihku. Kau takkan pernah mendengarkan masalah apa yang sedang aku hadapi. Aku adalah seorang yang senang memberi semangat, ketika bersamaku, kau akan selalu menerima dukungan penuh dariku, aku akan menjadi pendukung pertama dalam hidupmu. Aku juga pendengar yang baik, aku siap mendengarkan setiap keluh-kesahmu, mendengarkan masalah yang sedang kau hadapi. Mendengarkan isi hatimu, mendengarkan kegembiraanmu. Aku adalah seorang yang takkan pergi dan akan tetap disampingmu. Aku pandai bertahan, dan kau takkan mendengar tangisanku. Begitu menyebalkan bukan mendengar tangisan seseorang ? Aku takkan pernah begitu. Aku begitu memahami, apapun itu dan semua tentangmu. Bagaimana mengasyikkan bukan berteman denganku ?
Dan akupun adalah seseorang yang mempunyai banyak kekurangan. Terkadang kurangku terlihat sangat banyak, bahkan kelebihanku pun tak mampu menutupinya. Aku adalah seorang yang senang menangis dalam kesendirian. Aku adalah seorang pengecut yang belum mampu mengendalikan perasaan dan pikiranku. Dan aku adalah seorang pembohong, aku pandai membohongi diriku sendiri. Aku pandai berbohong bahwa aku telah berdamai dengan diriku. Sulit, sulit sekali. Ah, bahkan saat ini pun aku tak mampu membendung tangisku, kesedihanku. Tapi tenang, kau tak akan mendengarnya. Akan ku simpan hanya dalam kesendirianku. Aku hanya pandai memaafkan orang lain, namun tak pandai memaafkan diriku sendiri. Aku adalah seorang yang senang saat sendiri, sekarang aku tahu mengapa, yaa hanya diriku sendiri dan saat itu tak ada yang perlu aku khawatirkan. Aku adalah seorang yang sangat banyak rasa takut. Aku takut, sungguh, aku sungguh-sungguh ketakutan. Dan sekali lagi, tenang, kau takkan pernah mendengarkan ketakutanku. Ketakukanku hanya ada dalam dikesendirianku.
Hanya saja, bolehkah kau dekap aku sekali ? Ya cukup sekali saja, aku butuh dekapan. Aku berjanji takkan menangis, aku berjanji takkan menjadi seorang teman yang menyebalkan dengan menangis dalam dekapmu. Bolehkah ?
***
Aku seolah rapuh oleh keadaan yang ku buat sendiri, aku ingin menangis sejadi-jadinya. Aku takut. Tolong peluk aku, aku mohon sekali saja. Kuatkan aku, tolong. Kuatkan aku bahwa semua baik-baik saja. Aku sedang merasa sedih, tolong rangkul aku. Ternyata aku tetap menjadi orang yang menyebalkan. Bagaimana ini, tetap maukah kau jadi temanku ? Jika tidak, aku siap sendiri. Tak apa, aku mengerti jika terasa berat menjadi teman hidupku. Ternyata tak banyak menuntut tak cukup untuk tak menjadi orang yang menyebalkan. Tak apa, aku mengerti. Aku mengerti jika kau ingin pergi. Tak apa, aku baik-baik saja. Ah sekali lagi aku berbohong.
***
Komentar
Posting Komentar