Tak Terkendali
Bagaimana ini, aku tak bisa mengendalikan hatiku.
Seperti memberontak keluar, mereka mendesakku. Seperti berlarian ditaman bunga indah, tidak, mereka berlarian terlalu cepat. Seakan-akan berterbangan ke langit bebas, tak terkedali. Seperti terjebak diperangkapku sendiri, kini aku tak bisa melepaskan diri. Bukan, bukan tak bisa, tapi tak ingin melepaskan diri. Bagaimana ini, aku benar-benar tidak bisa mengendalikan hatiku. Tak terkendali dan tak ingin dikendalikan.
Ya rindu. Rindu yang terlalu mendekap erat hatiku, rindu yang menyelimuti hati dan pikiranku. Aku tak pernah mengundangmu, namun rindu datang berlari-lari seakan menyerbu relung hatiku. Tak bisakan kalian datang perlahan ? Bantu aku menyiapkan hatiku terlebih dahulu. Rindu merekat, seperti hujan menjatuhi bumi, aku tak bisa mengendalikannya. Rinduku yang selalu bersemayam dalam hatiku. Aku merindu.
Namun,
Selalu datang bersamaan perasaan yang takku mengerti. Rindu yang menggebu, rindu pelukan menghangatkan itu selalu datang bersamaan dengan rasa khawatirku. Terkadang pikiran-pikiran jahat ikut mengelabuiku bersamaan dengan rindu. Pikiran-pikiran itu seakan tak bersalah, sengaja hinggap membuat cela luka. Luka yang disebabkan oleh pikiran sendiri, sakit, namun tak mengerti bagaimana harus diobati. Keyakinanku goyah. Terkadang aku meyakinkan diri, dengan mempercayai bahwa apa yang menjadi takdirku tidak akan pernah melewatkanku. Tapi aku takut, yang ku rindukan akan melewatkanku. Bagaimana ? Aku harus bagaimana ? Tolong yakinkan aku, tolong bantu aku !? Aku terperangkap ditengah lautan bunga indah yang diselimuti awan gelap. Perasaan yang selalu tak bisa aku kendalikan. Sungguh tak terkendali.
Yakinlah aku akan selalu ada bersamamu perlahan menghapus awan gelap, menyinari hari hari mu menjemputmu ditengah lautan bunga itu kita dan menyebrangi bersama sama sambil melihat indahnya bunga yang mekar melihat kemesraan dua insan yang bertemu karena saling merindukan.
BalasHapusYaa, together. Iloveyou!
Hapus